Jama'ah Penuh Berkah

Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqah antara qiyadah dan jundiyah menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan.

Bekerja Untuk Indonesia

Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (9:105)

Inilah Jalan Kami

Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik. (12:108)

Biduk Kebersamaan

Biduk kebersamaan kita terus berjalan. Dia telah menembus belukar, menaiki tebing, membelah laut. Sayatan luka, rasa sakit, air mata adalah bagian dari tabiat jalan yang sedang kita lalui. Dan kita tak pernah berhenti menyusurinya, mengikuti arus waktu yang juga tak pernah berhenti.

Kesungguhan Membangun Peradaban

Semua kesungguhan akan menjumpai hasilnya. Ini bukan kata mutiara, namun itulah kenyataannya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakan dengan sepenuh kesungguhan.

Rabu, 17 Oktober 2012

Bekam

Pengertian Bekam
Bekam (al-Hijamah) merupakan metode pengobatan yang sangat popular sejak dahulu, sebelum Muhammad diutus Allah sebagai Nabi dan Rasul. Istilah “bekam” diambil dari bahasa Melayu yang berarti “pelepasan darah kotor”, dan dalam bahasa Arab disebut “al-Hijamah” atau dalam bahasa inggris disebut “cupping”. Sementara di Indonesia dikenal dengan istilah “kop” atau “cantuk”.
Bekam adalah pengobatan rekomendasi Rasulullah dengan cara detoksifikasi, yaitu mengeluarkan darah kotor atau darah statis yang ada di bawah permukaan kulit. Akibat adanya penumpukan toksid (racun) di dalam tubuh, yang berasal dari makanan dan minuman instan berbahan kimia, seperti pewarna, pengawet, perasa makanan (MSG), zat pengembang, polusi udara, zat-zat itu mengendap dalam tubuh, karena tidak dapat diurai oleh system pencernaan tubuh dan tidak dapat dikeluarkan melalui system pembuangan kotoran (BAB).